Jumat, 01 April 2016

100% NATURAL BIO-ENERGY GEMSTONE

Wa’alaikumus salam Wa Rahmatullah wa Barakatuh,
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Sebelumnya, kita akan mengkaji hukum melakukan kegiatan mubah di waktu setelah isya. Bagian dari sunatullah, Allah jadikan waktu malam penuh ketenangan waktu siang untuk bekerja,
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ ، وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ، إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar. (QS. Yunus: 67)
Artinya waktu malam adalah waktu untuk istirahat di rumah, tidak menyibukkan diri dengan berbagai pekerjaan, apalagi untuk kegiatan yang tidak ada manfaatnya. Dan itulah kodrat manusia.
Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang obrolan yang dilakukan setelah isya. Terdapat hadis dari Abu Barzah Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat isya dan ngobrol setelah isya. (HR. Bukhari 568, Muslim 1496, dan yang lainnya).
Kita akan simak beberapa keterangan ulama mengenai hadis di atas.
An-Nawawi mengatakan,
وَاتَّفَقَ الْعُلَمَاء عَلَى كَرَاهَة الْحَدِيث بَعْدهَا إِلَّا مَا كَانَ فِي خَيْر
Para ulama sepakat, makruh ngobrol setelah isya, kecuali yang di dalamnya ada kebaikan. (Syarh Shahih Muslim, 5/146).
Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,
وَالسَّمَر بَعْدَهَا قَدْ يُؤَدِّي إِلَى النَّوْم عَنْ الصُّبْح ، أَوْ عَنْ وَقْتهَا الْمُخْتَار ، أَوْ عَنْ قِيَام اللَّيْل. وَكَانَ عُمَر بْن الْخَطَّابِ يَضْرِب النَّاس عَلَى ذَلِكَ وَيَقُول : أَسَمَرًا أَوَّلَ اللَّيْل وَنَوْمًا آخِرَهُ ؟
Bergadang setelah isya bisa menyebabkan ketiduran sehingga tidak shalat subuh, atau kesiangan ketika shalat subuh, atau tidak melakukan shalat malam. Bahkan Umar bin Khatab memukul orang-orang yang bergadang (ngobrol), sambil mengatakan, ‘Apakah mereka bergadanng di awal malam dan tidur di akhir malam?.’ (Fathul Bari, 2/73)
Makruh untuk Obrolan dalam Perkara Mubah
Hukum makruh di atas, berlaku untuk obrolan perkara mubah. Jika kegiatan yang asalnya mubah menjadi dibenci karena dilakukan setelah isya, maka kegiatan yang asalnya haram, hukumnya lebih terlarang jika dilakukan setelah isya.
An-Nawawi menyebutkan rincian hukum kegiatan setelah isya,
ويُكره لمن صلى العشاء الآخرة أن يتحدَّثَ بالحديث المباح في غير هذا الوقت وأعني بالمُباح الذي استوى فعله وتركه‏.‏ فأما الحديث المحرّم في غير هذا الوقت أو المكروه فهو في هذا الوقت أشدّ تحريماً وكراهة‏.
Setelah shalat isya, dimakruhkan untuk melakukan obrolan yang hukum asalnya mubah. Yang saya maksud dengan mubah, obrolan yang jika dilakukan maupun ditinggalkan statusnya sama saja. Adapun obrolan yang hukum asalnya haram atau makruh, jika dilakukan setelah isya hukumnya lebih teralarang.
Yang dikecualikan dari hukum di atas adalah kegiatan yang hukum asalnya dianjurkan atau kegiatan yang sifatnya ibadah, seperti belajar agama, menjamu tamu, berdzikir dan semacamnya. An-Nawawi melanjutkan keterangannya,
‏ وأما الحديثُ في الخير كمذاكرة العلم وحكايات الصالحين ومكارم الأخلاق والحديث مع الضيف فلا كراهةَ فيه، بل هو مستحبّ
Adapun obrolan dalam kebaikan, seperti belajar, membaca sirah orang shaleh, melakukan akhlak mulia, melayani tamu, hukumnya tidak makruh, bahkan anjuran. (al-Adzkar, hlm. 372).
Imam Bukhari juga menyampaikan keterangan yang sama. Dalam shahihnya, beliau menyebutkan judul bab:
باب السَّمَرِ فِى الْفِقْهِ وَالْخَيْرِ بَعْدَ الْعِشَاءِ
Bab bolehnya bergadang untuk belajar agama atau kebaikan setelah isya.
Selanjutnya, beliau menyebutkan hadis yang bercerita, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunda shalat isya hingga tengah malam, agar para sahabat mendapat kesempatan pahala menunggu shalat isya dalam rentang yang lama.
Obrolan dengan Istri Berpahala?
Yang menarik di sini, para ulama memasukkan kegiatan obrolan dengan istri dan keluarga, statusnya sebagaimana belajar ilmu agama atau melayani tamu. Kerena itu, mereka menggolongkan obrolan dengan istri dan keluarga termasuk kegiatan yang boleh dilakukan setelah isya.
Setelah menyebutkan bab tentang bolehnya bergadang untuk belajar agama, imam Bukhari menyebutkan kegiatan lain yang hukumnya sama,
باب السَّمَرِ مَعَ الضَّيْفِ وَالأَهْلِ
Bab bolehnya bergadang dalam rangka melayani tamu dan ngobrol bersama istri. (Shahih Bukhari, bab no. 41).
Dan semacam ini dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para istri beliau. Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, menceritakan pengalamannya dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau menginap di rumah bibinya, Maimunah, yang merupakan salah satu istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seusai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat isya, beliau pulang ke rumahnya Maimunah, lalu shalat 4 rakaat. Kemudian beliau berbincang-bincang dengan istrinya.
Karena itu, para ulama menilai obrolan dengan istri dan anak, termasuk kegiatan yang ada maslahatnya. An-Nawawi menyebutkan jenis-jenis kegiatan setelah isya yang diperbolehkan,
قَالَ الْعُلَمَاء : وَالْمَكْرُوه مِنْ الْحَدِيث بَعْد الْعِشَاء هُوَ مَا كَانَ فِي الْأُمُور الَّتِي لَا مَصْلَحَة فِيهَا. أَمَّا مَا فِيهِ مَصْلَحَة وَخَيْر فَلَا كَرَاهَة فِيهِ , وَذَلِكَ كَمُدَارَسَةِ الْعِلْم , وَحِكَايَات الصَّالِحِينَ , وَمُحَادَثَة الضَّيْف ، وَالْعَرُوس لِلتَّأْنِيسِ , وَمُحَادَثَة الرَّجُل أَهْله وَأَوْلَاده لِلْمُلَاطَفَةِ وَالْحَاجَة
Para ulama mengatakan, obrolan yang makruh setelah isya adalah obrolan yang tidak ada maslahatnya. Adapaun kegiatan yang ada maslahatnya dan ada kebaikannya, tidak makruh. Seperti belajar ilmu agama, membaca cerita orang soleh, ngobrol melayani tamu, atau pengantin baru untuk keakraban, atau suami ngobrol dengan istrinya dan anaknya, mewujudkan kesih sayang dan hajat keluarga. (Syarh Shahih Muslim, 5/146).
Ini semua menunjukkan bahwa obrolan dengan istri dan anak, termasuk bentuk ibadah. Sayangnya, suami yang kurang cerdas, lebih memilih ngobrol dengan teman dari pada ngobrol dengan istri.
Allahu a’lam..


Read more https://konsultasisyariah.com/23735-ngobrol-dengan-istri-berpahala.html
SERAMBI KELUARGA
Alhamdulillah. Segala puji milik Allah. Pada kesempatan ini kita masih diberikan umur panjang semoga kita selalu dalam lindungannya. kali ini akan admin akan membagikan Ternyata.! Taat Kepada Suami Harus Didahulukan daripada Orang Tua. 
Rabbi semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk RasulillahShallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Al-Qur'an dan sunnah menerangkan, suami memiliki hak yang sangat besar atas istrinya. Istri harus taat kepada suaminya, melayani dengan baik, dan mendahulukan ketaatan kepadanya daripada kepada orang tua dan saudara-saudara kandungnya sendiri. Bahkan suami menjadi surga dan nerakanya.
Allah Ta'ala berfirman Dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa Ayat 34 yang berbunyi sebagai berikut:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS. Al-Nisa': 34)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَا يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَلَا تَأْذَنَ فِي بَيْتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ نَفَقَةٍ عَنْ غَيْرِ أَمْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَدَّى إِلَيْهِ شَطْرُهُ
"Tidak boleh (haram) bagi wanita untuk berpuasa sementara suaminya ada di sisinya kecuali dengan izinnya. Istri juga tidak boleh memasukkan orang ke dalam rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Dan harta yang ia nafkahkan bukan dengan perintahnya, maka setengah pahalanya diberikan untuk suaminya." (HR. Al-Bukhari)
Ibnu Hibban meriwayatkan hadits dari Abu HurairahRadhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Apabila wanita menunaikan shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya; maka disampaikan kepadanya: masuklah surga dari pintu mana saja yang kamu mau." (Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami', no. 660)
Ibnu Majah juga meriwayatkan hadits yang dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata: Saat Mu'adz tiba dari Syam, ia bersujud kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau berkata: "Apa ini wahai Mu'adz?"
Mu'adz menjawab, "Aku telah datang ke Syam, aku temui mereka bersujud kepada para pemimpin dan penguasa mereka. Lalu aku berniat dalam hatiku melakukan itu kepada Anda."
Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda: "Jangan lakukan itu, kalau saja aku (boleh) memerintahkan seseorang bersujud kepada selain Allah, pastilah aku perintahkan wanita bersujud kepada suaminya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, tidaklah seorang istri disebut telah menunaikan hak Rabb-nya sehingga ia menunaikan hak suaminya. Kalau saja suami memintanya untuk melayaninya sementara ia berada di atas pelana unta, maka hal itu tidak boleh menghalanginya." (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah)
Maknanya: hadits tersebut memerintahkan kepada para istri untuk mentaati dan siap melayani suaminya. Tidak boleh ia menolak ajakan suami walau ia sudah siap melakukan perjalanan, yakni sudah berada di atas pelana untanya, maka hal ini lebih ditekankan saat ia berada dalam keadaan selain itu.
Diriwayatkan dari al-Husain bin Mihshan, bahwa bibinya pernah datang kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallamkarena satu keperluan. Saat sudah selesai, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya kepadanya,
"Apakah kamu punya suami?"
Ia menjawab, "Ya."
Beliau bertanya lagi, "Bagaimana sikapmu terhadapnya?"
Ia menjawab, "Aku tidak kurangi hak-nya kecuali apa yang aku tidak mampu."
Beliau bersabda, "Perhatikan sikapmu terhadapnya, karena ia surga dan nerakamu." (HR. Ahmad dan Al-Hakim, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al;Targhib wa al-Tarhib, no. 1933)
Maksudnya, suamimu itu adalah sebab kamu bisa masuk surga jika kamu tunaikan hak-nya. Dan suamimu itu menjadi sebab kamu masuk neraka jika kamu lalaikan hal itu. Suamimu itu adalah sebab kamu bisa masuk surga jika kamu tunaikan hak-nya. Dan suamimu itu menjadi sebab kamu masuk neraka jika kamu lalaikan hal itu. . .
Taat Suami VS Taat Orang Tua
Sering terjadi kasus, orang tua wanita –baik bapak atau ibunya- menuntut kepadanya untuk melakukan sesuatu yang berseberangan dengan tuntutan suami. Hal ini sering menjadi dilema dan masalah berat bagi sebagian wanita. Pada saat seperti ini, mana yang harus lebih didahulukan oleh wanita muslimah?
Apabila ketaatakan kepada suami berseberangan dengan ketaatan kepada orang tua, maka bagi seorang wanita (istri) muslimah wajib mendahulukan ketaatan kepada suaminya.
Imam Ahmad rahimahullah berkata tentang wanita yang memiliki suami dan seorang ibu yang sedang sakit: "Ketaatan kepada suaminya lebih wajib atas dirinya daripada mengurusi ibunya, kecuali jika suaminya mengizinkannya." (Syarh Muntaha al-Iradat: 3/47)
Di dalam kitab al-Inshaf (8/362), "Seorang wanita tidak boleh mentaati kedua orang tuanya untuk berpisah dengan suaminya, tidak pula mengunjunginya dan semisalnya. Bahkan ketaatan kepada suaminya lebih wajib."
Apabila ketaatakan kepada suami berseberangan dengan ketaatan kepada orang tua, maka bagi seorang wanita (istri) muslimah wajib mendahulukan ketaatan kepada suaminya
Terdapat satu hadits dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam–menurut sebagian ulama statusnya hasan- yang meguatkan hal ini, dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Siapakah wanita paling besar haknya atas wanita?" Beliau menjawab: "Suaminya." Aku bertanya lagi, "Lalu siapa manusia yang paling besar haknya atas laki-laki?" Beliau menjawab, "Ibunya." (HR. al-Hakim, namun hadits ini didhaifkan oleh Al-Albani dalam Dhaif al-Targhib wa al-Tarhib, no. 1212)
Dengan demikian maka, bagi wanita haruslah lebih mendahulukan ketaatan kepada suami daripada ketaatan kepada kedua orang tuanya. Namun jika keduanya bisa ditunaikan secara sempurna dengan izin suaminya, maka itu yang lebih baik. Wallahu Ta'ala A'lam.

 MEMOTONG KUKU

Memotong KUKU, hingga HARI-nya pun ada sunnahnya
- SABTU
(Menyebabkan Banyak makan)
- AHAD/minggu
(Hilang barokah hidupnya)
-SENIN
(Barokah ilmunya)
- SELASA
(Mendatangkan bencana dan kerusakan)
-RABU
(Buruk budi pekertidan akhlaknya),
- KAMIS
(Dilapangkan Rizkinya),
- JUM'AT
(Punya sifat belas kasihan pada orang lain/welas Asih)

●Anjuran hari yang di sunahkan memotong kuku yaitu :
*SENIN, KAMIS, JUM'AT
Ketika memotong kuku hendaknya diawali membaca Istighfar, Sholawat Nabi,
LAA ILAA HA ILLALLAH•●
Selesai memotong kuku, potonganya disimpan atau dikubur dalam tanah•
(sumber Kitab Al Bajuri Juz 1)
Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)




PENYAKIT ‘AIN MELALUI FOTO & VIDEO
.

Hendaknya kita berhati² men-share foto atau video kita, keluarga atau anak kita di sosmed, karena penyakit ‘Ain bs terjadi melalui foto ataupun video. Meskipun tdk pasti setiap foto yg di-share terkena ‘Ain, tetapi lbh baik kita berhati², karena sosmed akan dilihat oleh byk orang.
.
Penyakit ‘Ain adalah penyakit baik pada Tubuh/badan maupun jiwa yg disebabkan oleh pandangan mata orang yg dengki ataupun takjub/kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan & bs menimbulkan bahaya bagi orang yg terkena.
.
Ibnul Atsir -rahimahullah- berkata,
.
“Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘Ain, yaitu apabila musuh atau orang² dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit”.
.
(lihat an-Nihayah [3/332])

.
Rasulullah ﷺ bersabda,
.
“Pengaruh ‘Ain itu benar² ada, seandainya ada sesuatu yg bs mendahului takdir, ‘Ainlah yg dpt melakukannya”.
.
(HR. Muslim No. 2188)

.
Contoh kasus :
.
• Foto anak yg lucu & imut diposting di sosmed, kemudian bs saja terkena ‘Ain. Anak tersebut tiba² sakit, nangis trs & tdk berhenti, padahal sdh diperiksakan ke dokter & tdk ada penyakit.
.
• Bs juga gejalanya tiba² tdk mau menyusui sehingga kurus kering tanpa ada sebab penyakit.
.
Hal ini terjadi karena ada pandangan hasad kpd gambar itu atau pandangan takjub & PENTING diketahui bahwa penyakit ‘Ain bs muncul meskipun mata pelakunya tdk berniat membahayakannya (ia takjub & kagum).
.
Ibnul Qayyim menjelaskan,
.
“Jiwa orang yg menjadi penyebab ‘Ain bs saja menimbulkan penyakit ‘Ain tanpa harus dg melihat. Bahkan terkadang ada orang buta, kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, jiwanya bs menimbulkan penyakit ‘Ain, meskipun dia tdk melihatnya. Ada byk penyebab ‘Ain yg bs menjadi sebab terjadinya ‘Ain, hanya dg cerita saja tanpa melihat langsung”.
.
(lihat Zadul Ma‘ad [4/149])
.
Syaikh al-Munajjid menjelaskan,
.
“Oleh karena itu, jelaslah bahwa penyebab ‘Ain bs jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui TV, atau terkadang hanya mendengar ciri²nya, kemudian orang itu terkena ‘Ain. Kita memohon keselamatan & kesehatan kpd Allah”.
.
(Fatwa al-Islam Sual wal Jawab No. 122272)





Sebuah narasi percakapan Iblis kepada anak buahnya : 

"Jika kau ingin merusak sebuah keluarga, rusaklah dulu ibunya!!"
beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa lemah dan habis energi"...

"Jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya
biarkan ia merasa bahwa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya....
setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri
sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki,.......
Buatlah ia merasa minder dan merasa tidak berharga
jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya,...
gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya, buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anaknya, dari suaminya
goda lisannya untuk berkata kasar, Hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura syurga dalam rumah
dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rusak… dari pintu seorang IBU
....
Sekali lagi, makhluk penting itu bernama Ibu,
Lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya syetan,
Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu,
Jangan biarkan syetan mengambil itu,
Jika kau lelah, rehatlah
Jika kau lelah, berbagilah
Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri
jika kau pandai menghargai dirimu,
Ringankan tugasmu bu,
Jangan menekan dirimu terlalu keras,
Sesekali tak masalah rumahmu kotor
tak masalah betapa banyaknya pekerjaan yang belum kau tuntaskan
Jangan terjebak dalam waktumu bu,
sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekedar rutinitas yang kau lakukan setiap harinya
rehatlah,
Jika pun tak mungkin kau tempuh jarak puluhan kilo untuk segarkan diri,
Sekedar menepi, menepilah
beri waktu untuk dirimu sendiri,
Sekedar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya,
betapa manisnya keceriaan anak-anakmu,
betapa bertanggungjawabnya suamimu,
rasakan pelukannya,
ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya
Kau berharga ibu,... jangan pernah lupakan itu.
tapi, saat mendengar masalah orang lain, kita semakin sadar bahwa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah
jika kita melihat peran ini sebagai beban, maka kita hanya akan sampai pada titik lelah
jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutinitas, kita tidak akan menemukan ruhnya

Rewarding your self mom,....

Sungguh peranmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu
jangan biarkan syetan merusak bahagia dengan mengambil rasa SABAR dan SYUKURMU
karena dari bahagiamu, tercipta ketahanan sebuah keluarga
Baarakallahu fiikum...
Selamat menjemput surga dalam aktivitas sebagai Ibu dan Istri yang HEBAT.
Selalu ada BAHAGIA di segala cuaca


@Renungan untuk para ibu ibu sholihah ...especially

Framing Jahat Deskriditkan Islam di Film Naura & Genk Juara, Jagalah Anak Anda !!

Film musikal anak Naura & Genk Juara yang dirilis 16 November 2017 lalu dinilai menghina Islam dan mengusik SARA. Hal ini berdasarkan kesaksian seorang wanita yang menonton langsung film yang disutradari oleh Eugene Panji ini. “Menurut saya, film ini secara implisit (merupakan) curahan hati si pembuat film atas kebenciannya pada kami, Muslim, yang membela agama kami yang sudah dilecehkan oleh si penista agama.” unggah Nina Asterly melalui akun fesbuknya pada Senin (20/11/170 siang.
Nina menyampaikan kesan ini setelah menonton Naura & Genk Juara bersama anaknya di bioskop. Ia mengaku menyesal dan tidak merekomendasikan film ini kepada masyarakat.
“Saya pikir cocok untuk anak-anak, tapi ternyata jauh dari sebuah film epik dan tidak cocok untuk anak-anak.” terangnya.
Nina mengungkap, film ini mendiskreditkan kaum Muslimin karena menampilkan penjahat sebagai sosok yang mengenakan busana Muslim dan menggunakan atribut Muslim bahkan meneriakkan kalimat-kalimat suci yang disebut kalimat thayyibah dalam Islam.


“Para penjahat digambarkan orang yang berjenggot, brewokan, selalu mengucapkan istighfar dan mengucapkan kalimat-kalimat Allah lainnya.” ungkap Nina tegas. Tak hanya itu, ada adegan mengucapkan takbir (kalimat Allahu Akbar) oleh pelaku keburukan ketika mereka mendapat serangan balik dari para anak-anak yang digambarkan sebagai Genk Juara dalam film itu.
“Lebih ekstrem lagi saat si penjahat lantang mengucapkan kalimat takbir berkali-kali dan kalimat-kalimat Allah lainnya.” tegasnya.
Sebagai orang tua, Nina jelas mengakui kebingungannya. Apalagi ketika anaknya lekas bertanya, kenapa orang Islam (dalam film itu) digambarkan sebagai pelaku kejahatan, mencuri, dan tindakan buruk lainnya.

Sedangkan sebagai konsumen, Nina mengaku kecewa hingga dirinya menyarankan masyarakat agar tidak mendatangi bioskop untuk menonton film ini.

Al-Qur'an Sangat Melarang Keras Merebut Suami atau Istri Orang, Ini Akibatnya!!

Dari Abî Hurairah –radhiyallâhu ‘anhu- ia berkata:
 “Rasulullâh - shallallâhu ‘alaihi wa sallam – bersabda: ‘Siapa menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba sahaya dari tuannya, maka ia bukanlah bagian dari kami, dan siapa yang merusak (hubungan) seorang wanita dari suaminya, maka ia bukanlah dari kami'”. 
[Hadîts shahîh diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzâr, Ibn Hibbân, Al-Nasâ-î dalam al-Kubrâ dan Al-Baihaqî].

Rasulullâh –shallallâhu ‘alaihi wa sallam – bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: (( مَنْ خَبَّبَ عَبْدًا عَلَى أَهْلِهِ فَلَيْسَ مِنَّا، وَمَنْ أَفْسَدَ 
 اِمْرَأَةً عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا )) [حديث صحيح رواه أحمد والبزار وابن حبان والنسائي في الكبرى والبيهقي]
 
Takhrîj Hadîts
Hadîts ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad [juz 2, hal. 397], Al-Bazzâr [lihat Mawârid al-Zham’ân juz 1, hal. 320], Ibn Hibbân dalam shahîh [juz 12, hal. 370], Al-Nasâ-î dalam Al-Sunan al-Kubrâ [juz 5, hal. 385], dan Al-Baihaqî dalam Al-Sunan al-Kubrâ [juz 8, hal. 13], juga dalam Syu’abu al-Îmân [juz 4, hal. 366, juz 7, hal. 496].
Syekh Nâshir al-Dîn al-Albânî menilai hadîts ini sebagai hadîts shahîh [Silsilah al-Ahâdîts al-Shahîhah hadîts no. 325].

Kandungan Hadîts
Secara garis besar hadîts ini berisi kecaman keras terhadap dua perbuatan, yaitu:

1. Mengganggu seorang pelayan, atau pembantu atau budak yang telah bekerja pada seorang tuan, sehingga hubungan di antara pelayan dan tuannya menjadi rusak, lalu sang pelayan pergi meninggalkan tuannya, atau tuannya memecat dan mengusir sang pelayannya.

2. Mengganggu seorang wanita yang berstatus istri bagi seorang lelaki, sehingga hubungan di antara suami istri itu menjadi rusak, lalu sang istri itu meminta cerai dari suaminya, atau sang suami menceraikan istrinya.

Bentuk-Bentuk Gangguan dan Tindakan Merusak

Ada beragam bentuk dan cara seseorang merusak hubungan diantara suami istri, di antaranya adalah:

1. Berdoa dan memohon kepada Allâh –subhânahu wa ta’âlâ- agar hubungan seorang wanita dengan suaminya menjadi rusak dan terjadi perceraian di antara keduanya.

2. Bersikap baik, bertutur kata manis dan melakukan berbagai macam tindakan yang secara lahiriah baik, akan tetapi, menyimpan maksud merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya (atau sebaliknya). Perlu kita ketahui terkadang sihir itu berupa tutur kata yang memiliki kemampuan “menghipnotis” lawan bicaranya. Rasulullâh –shallallâhu ‘alahi wa sallam- bersabda: “Sesungguhnya sebagian dari sebuah penjelasan atau tutur kata itu adalah benar-benar sihir”. (H.R. Bukhârî dalam al-Adab al-Mufrad, Abû Dâwud dan Ibn Mâjah. Syekh Albânî menilai hadîts ini sebagai hadîts hasan [silsilah al-ahâdîts al-shahîhah, hadîts no. 1731]).

3. Memasukkan bisikan, kosa kata yang bersifat menipu dan memicu, serta memprovokasi seorang wanita agar berpisah dari suaminya (atau sebaliknya), dengan iming-iming akan dinikahi olehnya atau oleh orang lain, atau dengan iming-iming lainnya. Perbuatan seperti ini adalah perbuatan tukang sihir dan perbuatan syetan (Q.S. Al-Baqarah: 102). 
Rasulullâh –shallallâhu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
 “Sesungguhnya Iblis menempatkan singgasananya di atas air, lalu menyebar anak buahnya ke berbagai penjuru, yang paling dekat dengan sang Iblis adalah yang kemampuan fitnahnya paling hebat di antara mereka, salah seorang dari anak buah itu datang kepadanya dan melapor bahwa dirinya telah berbuat begini dan begitu, maka sang Iblis berkata: ‘kamu belum berbuat sesuatu’, lalu seorang anak buah lainnya datang dan melapor bahwa dia telah berbuat begini dan begitu sehingga mampu memisahkan antara seorang suami dari istrinya, maka sang Iblis menjadikan sang anak buah ini sebagai orang yang dekat dengannya, dan Iblis berkata: ‘tindakanmu sangat bagus sekali’, lalu mendekapnya”. (H.R. Muslim [5032]).

4. Meminta, atau menekan secara terus terang agar seseorang wanita meminta cerai dari suaminya atau agar seorang suami menceraikan istrinya dengan tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari’at.
 Rasulullâh –shallallâhu ‘alaihi wa sallam- bersabda: 
“Tidak halal bagi seorang wanita meminta (kepada suaminya) agar sang suami mencerai wanita lain (yang menjadi istrinya) dengan maksud agar sang wanita ini memonopli ‘piringnya’, sesungguhnya hak dia adalah apa yang telah ditetapkan untuknya”. (Hadîts muttafaq ‘alaih).

Bentuk-bentuk seperti ini sangat tercela, dan termasuk dosa besar jika dilakukan oleh seseorang kepada seorang wanita yang menjadi istri orang lain, atau kepada seorang lelaki yang menjadi suami orang lain.
Dan hal ini semakin tercela lagi jika dilakukan oleh seseorang yang mendapatkan amanah atau kepercayaan untuk mengurus seorang wanita yang suaminya sedang pergi atau sakit dan semacamnya. Sama halnya jika dilakukan oleh seorang wanita yang mendapatkan amanah atau kepercayaan untuk mengurus keluarga seorang lelaki yang istrinya sedang pergi atau sakit dan semacamnya.

Rasulullâh –shallallâhu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Keharaman wanita (istri yang ditinggal pergi oleh) orang-orang yang berjihad bagi orang-orang yang tidak pergi berjihad (yang mengurus keluarga mujahid) adalah seperti keharaman ibu-ibu mereka, dan tidak ada seorang lelaki pun dari orang-orang yang tidak pergi berjihad yang mengurus keluarga orang-orang yang pergi berjihad, lalu berkhianat kepada orang-orang yang pergi berjihad, kecuali sang pengkhianat ini akan dihentikan (dan tidak diizinkan menuju surga) pada hari kiamat, sehingga yang dikhianati mengambil kebaikan yang berkhianat sesuka dan semaunya”. (H.R. Muslim [3515]).
Salah satu bentuk pengkhianatan yang dimaksud dalam hadîts Muslim ini adalah merusak hubungan keluarga sang mujahid, sehingga bercerai dari suaminya.

Bentuk pengkhianatan yang lebih besar lagi adalah –na’ûdzu billâh min dzâlik- berzina dengan keluarga sang mujahid.

Termasuk dalam pengertian mujahid ini adalah seseorang yang mendapatkan tugas dakwah, atau menunaikan ibadah haji atau umrah, atau bepergian yang mubah, lalu menitipkan urusan keluarganya (istri dan anak-anaknya) kepada orang lain. Dalam hal ini, jika yang mendapatkan amanah berkhianat, maka, ia termasuk dalam ancaman hadîts Muslim ini.
Mirip-mirip dengan hal ini adalah jika ada seseorang yang karena kapasitasnya, mungkin karena ia adalah seorang tokoh, atau pimpinan sebuah organisasi atau kiai, atau ustadz, atau semacamnya yang diamanahi untuk mendamaikan hubungan orang lain yang sedang rusak atau terancam rusak, akan tetapi, ia malah mengkhianati amanah ini.

Hukum Merusak Rumah Tangga Orang Lain

a. Hukum Ukhrawî

Para ulama’ bersepakat bahwa hukum mengganggu dan merusak hubungan sebagaimana dimaksud dalam hadîts nabi di atas adalah haram (lihat al-mausû’ah al-fiqhiyyah, pada bâb takhbîb), maka siapa saja yang melakukannya, maka ia mendapatkan dosa dan diancam siksa di neraka.

Bahkan Imam Al-Haitsamî mengkategorikan perbuatan dosa ini sebagai dosa besar.

Dalam kitabnya Al-Zawâjir ‘an Iqtirâf al-Kabâir beliau menyebutkan bahwa dosa besar yang ke 257 dan 258 yaitu merusak seorang wanita agar terpisah dari suaminya dan merusak seorang suami agar terpisah dari istrinya.

Alasannya, hadîts nabi –shallallâhu ‘alaihi wa sallam – di atas menafikan pelaku perbuatan merusak ini dari bagian umat beliau, dan ini terhitung sebagai ancaman berat. Juga para ulama’ sebelumnya, secara sharîh (jelas) mengkategorikannya sebagai dosa besar. (lihat Al-Zawâjir juz 2, hal. 577).

b. Hukum Duniawî

Ada dua hukum duniawi terkait dengan hadits ini, yaitu:

1. Jika ada seorang lelaki yang merusak hubungan seorang wanita dari suaminya, lalu sang wanita itu meminta cerai dari suaminya, dan sang suami mengabulkannya, atau jika ada seorang lelaki merusak hubungan seorang wanita dari suaminya, lalu sang suami marah dan menceraikan istrinya, lalu sang lelaki yang merusak ini menikahi wanita tersebut, apakah pernikahannya sah?

Jumhur ulama’ berpendapat bahwa pernikahan sang lelaki perusak dengan wanita korban tindakan perusakannya adalah sah. Alasannya adalah karena wanita tersebut tidak secara eksplisit terhitung sebagai muharramât (wanita-wanita yang diharamkan baginya).

Namun, ulama’ Mâlikiyyah memiliki pendapat yang berbeda dengan Jumhur. Mereka berpendapat bahwa pernikahan yang terjadi antara seorang lelaki perusak dengan wanita yang pernah menjadi korban tindakan perusakannya harus dibatalkan, baik sebelum terjadi akan nikah di antara keduanya atau sudah terjadi. Alasan Mâlikiyyah dalam hal ini adalah:

i. Demi menerapkan hadîts yang menjadi kajian kita kali ini.

ii. Agar tidak menjadi preseden buruk bagi munculnya kasus-kasus lain yang serupa, demi menjaga keutuhan rumah tangga kaum muslimin.

iii. Hal ini terhitung dalam kategori kaidah fiqih: man ta’ajjala syai-an qabla awânihi ‘ûqiba bihirmânihi (siapa yang terburu-buru mendapatkan sesuatu sebelum saatnya, maka ia dihukum dengan tidak diperkenankan mendapatkan sesuatu itu). Kaidah ini pada asalnya berlaku bagi seseorang yang melamar dengan kata-kata sharîh seorang wanita yang masih dalam masa iddah (tunggu) pasca kematian suaminya. (Q.S. Al-Baqarah: 235).
 
Logikanya, jika melamar dengan kata-kata sharîh terhadap seorang wanita yang masih dalam masa iddah karena kematian suaminya saja tidak dibenarkan, padahal dalam hal ini tidak ada aspek perusakan yang berakibat terciptanya perceraian wanita itu dari suaminya (karena memang suaminya telah meninggal), maka, jika ada seseorang yang merusak seorang wanita yang masih bersuami, sehingga tercipta perceraian wanita itu dari suaminya, hukumnya tentunya lebih berat daripada yang dimaksud dalam kaidah fiqih ini. Untuk itulah, jika akan terjadi pernikahan antara sang lelaki perusak hubungan dengan wanita “korban” tindakan perusakannya, maka, hal ini harus dicegah, dan jika sudah kadung terjadi pernikahan di antara keduanya, maka, pernikahan itu harus dibatalkan.

Yang lebih menarik lagi dari pendapat Mâlikiyyah ini adalah: ada sebagian dari ulama’ Mâlikiyyah yang berpendapat bahwa wanita “korban” tindakan perusakan seorang lelaki, menjadi haram selamanya bagi sang lelaki perusak tersebut.

Perbedaan pendapat ini kami sebutkan di sini sebagai peringatan keras bagi siapa saja agar tidak melakukan perbuatan seperti ini, walaupun, secara hukum fiqih, pendapat Jumhur lebih kuat, akan tetapi, pendapat Mâlikiyyah, perlu kita jadikan sebagai cambuk peringatan.

2. Jika ada seseorang yang melakukan perbuatan terlarang ini, adakah ia perlu mendapatkan hukuman di dunia?

Para ulama’ berpendapat bahwa perbuatan terlarang seperti ini, jika ada yang melakukan, maka hakim berwewenang menjatuhkan ta’zîr (hukuman yang ketentuannya ditetapkan oleh hakim atau penguasa) dengan syarat tidak melebihi bobot 40 cambukan.

Di antara mereka ada yang berpendapat, hukumannya adalah kurungan penjara sampai ia menyatakan tobat atau meninggal dunia (sebagian penganut Mazhab Hanafî)

Di antara mereka ada yang berpendapat, cukup diberi cambukan keras saja, dipublikasikan perbuatannya, agar orang waspada darinya dan agar orang lain mengambil ibrah (sebagian penganut madzhab Hanbalî).

Catatan Lain

Ada satu hal yang menarik untuk dicatat di sini, yaitu tentang sikap para ulama’ saat menyebutkan hadîts ini.

Sebagian mereka mencantumkan hadîts yang sedang kita kaji ini dalam bab “orang yang merusak hubungan suami istri”, tanpa embel-embel ancaman dalam kalimat babnya. Seperti yang dilakukan oleh Imam Al-Nasâ-î dan Al-Bazzâr.

Akan tetapi, ada sebagian dari mereka yang mencantumkan hadîts yang sedang kita kaji ini dalam bab yang mengandung kalimat ancaman, seperti: al-zajr (penjelasan untuk membuat jera), al-tasydîd (peringatan keras), sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ibn Hibbân dan Imam Al-Baihaqî.

Yang menarik adalah ada sebagian ulama’ yang mengkategorikan hadîts ini ke dalam bab makar dan tipu daya, sebagaimana yang dilakukan oleh kitab kanz al-‘Ummâl.

Semoga kita semua terhindar dari perbuatan yang sangat tercela ini, amin

Sumber: dakwatuna.com




SUAMI ISTRI DI USIA SENJA
Yang membaca jangan menangis ya? Saya suka postingan ini, meski sudah berulang kali membacanya... 😊
Di sebuah rumah sederhana yang asri, tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan.

Sang suami merupakan seorang pensiunan, sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.
Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah, mereka menolak ketika putra-putri mereka, menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka.
Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu, menghabiskan waktu mereka yang tersisa, di rumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa, dalam keluarga itu.
Suatu senja ba’da Isya di sebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang dikenakannya ke masjid tadi.
Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri seraya bertanya mesra :
“Kenapa Bu?”
Istrinya menoleh sambil menjawab: “Sandal Ibu tidak ketemu, Pak”.
“Ya sudah pakai ini saja”, kata suaminya, sambil menyodorkan sandal yang dipakainya.
Walau agak ragu, sang istri tetap memakai sandal itu, dengan berat hati.
Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya.
Jarang sekali ia membantah, apa yang dikatakan oleh sang suami.
Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.
“Bagaimanapun usahaku untuk ber terima kasih pada kaki istriku, yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya".
Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku, saat aku pulang kerja,
Kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.
Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus, dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah, tempat bahagia bersama….
Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan.
Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut, mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.
Jari-jari yang mulai keriput itu, dalam genggamannya mulai dirapikan, dan setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut, dan bergumam :
“Terima kasih ya Bu ”.
“Tidak, Ibu yang seharusnya berterima kasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu”, tukas sang istri tersipu malu. 😊
“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa, yang belum tentu sanggup aku lakukan.
Aku takjub, betapa luar biasanya Ibu. Aku tahu semua takkan terbalas sampai kapanpun”, kata suaminya tulus.
Dua titik bening menggantung di sudut mata sang istri ......
“Bapak kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama, adalah sesuatu yang luar biasa.
Ibu selalu bersyukur, atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk.
Semuanya dapat kita hadapi bersama”.
Hari Jum’at yang cerah, setelah beberapa hari hujan.
Siang itu, sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,
Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri, menatap tepat pada matanya, sebelum akhirnya melangkah pergi.
Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri, hingga saat beberapa orang mengetuk pintu, membawa kabar yang tak pernah diduganya.......
Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia.
Ia telah pulang menghadap Sang Penciptanya, ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tasyahud Akhir.
Masih dalam posisi duduk sempurna, dengan telunjuk ke arah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.
"Innaa Lillaahi Wainnaa ilaihi Rooji'uun"
“Subhanallah.... sungguh akhir perjalanan hidup yang indah”, demikian gumam para jama’ah, setelah menyadari ternyata dia telah tiada, di akhir shalat Jum'at....
Sang istri terbayang, tatapan terakhir suaminya, saat mau berangkat ke masjid.
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan, pengganti ucapan "Selamat Tinggal ...".
Ataukah suaminya khawatir, meninggalkannya sendiri, di dunia ini. Ada gundah menggelayut di hati sang istri, Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,
Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun, cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun, keikhlasan dihatinya, yang bisa menghambat perjalanan sang suami, menghadap Sang Khalik.
Dalam do’a, dia selalu memohon kekuatan, agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan, pada tempat yang layak.
Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya.
Dengan wajah yang cerah, sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri, dengan lembut.
“Apa yang Bapak lakukan?", tanya istrinya senang bercampur bingung.
“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang...
» Bapak tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan di dunia ini berakhir sekalipun.
» Bapak selalu butuh Ibu.
» Saat disuruh memilih pendamping, Bapak bingung, kemudian bilang "Pendampingnya tertinggal", Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu”.
Istrinya menangis, sebelum akhirnya berkata :
“Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong, kalau Ibu takut sekali tinggal sendirian....
Kalau ada kesempatan mendampingi Bapak sekali lagi, dan untuk selamanya, tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan."
Sang istri mengakhiri tangisannya, dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya….
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
"Istri mu itu adalah 'Bajumu' dan Suamimu itu adalah 'Bajumu' pula"
QS Al-Baqarah : 187
Semoga bisa mempererat cinta kasih yang sejati pasutri (pasangan suami istri), ... karena Allah... aamiin.😭😭😭
Ya Rabb... jadikan keluarga kami Sakinah Mawaddah wa Rahmah, wafatkan kami dalam keadaan HUSNUL KHOTIMAH...Aamiin..


#KEUTAMAAN_WANITA
1. Doa seorang isteri yg taat memiliki kekuatan 70 wali
2. isteri yg membuatkan minum suami tanpa diminta, pahalanya 3 x khatam Qur'an.
3. Masakan isteri yg dilakukan secara sunah dan dimakan suami beserta keluarga pahalanya semua untuk isteri dan do'a suami yg memakan masakannya menjadi do'a yg diijabah.
4. isteri yg membangunkan suami untuk sholat atau mengingatkan sholat berjamaah di masjid pahalanya 27+1
5. Isteri yg kelelahan bangun malam karena anaknya minta susu sama dengan pahala 70 x haji mabrur
6. Seorang ibu yg menyusui setiap tetes susunya senilai 200 x sholat khusu dan doanya di ijabah' (fadilah wanita)
7. burung di udara dan malaikat dilangit akan selalu memintakan ampunan kepada Allah selama Isteri dalam keridhoan suami.
8. bila seorang suami pulang dengan gelisah dan isteri menghiburnya maka isteri mendapatkan 10 pahala jihad.
9. bila seorang wanita hamil sholatnya dua rekaat adalah lebih baik dari 80 rakaat sholat wanita yg tidak hamil.
10. bila seorang wanita hamil akan mendapatkan pahala 70 tahun sholat dan 70 tahun puasa.
11. wanita yg mencuci pakaian suami dan anak-anaknya akan mendapat 1000 kebaikan dan akan diampuni kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang disinari matahari memintakan ampun baginya dan Allah SWT mengangkat derajatnya 1000 tingkat.
12. Wanita yg menyusui anaknya, maka setiap tetesan air susu tersebut akan mendapatkan 1 pahala dan apabila cukup 2 tahun menyusui maka malaikat dilangit akan mengabarkan berita bahwa SURGA wajib bagi nya".
13. Apabila sorang wanita kedatangan haid maka haidnya akan menghapus dosa2nya.
14. apabila ia membaca pd hr pertama keluar haid "Alhamdulilahi ala kullu halin wa astagfirullaha min kulli zanbi" Maka Allah Swt akan membebaskannya dr jahanam, shirat & adzab.
15. Setiap hari dari haidnya, Allah tinggikan dia dgn pahala 40 orang mati syahid apabila ia berdzikir.
SUBHANALLAAH...betap sayangnya Allah Swt terhadap kaum wanita.
Dan semoga kita mendapat pasangan hidup yang soleh dan solehah #Amin_yarobbalalamin
Jika ada orang yang menerima dan mengamalkannya,mengajarkan pada orang lain, anda akan menimba pahala sebagai ilmu yang bermanfaat, yang dapat membantu kita di akhirat kelak. silahkan di SHARE.






Bismillaah

1— Jika melihat anakmu menangis, jangan buang-buang waktu untuk mendiamkannya. Coba tunjukkan burung atau awan ke arah langit agar dia melihatnya, dia akan terdiam. Kerana psikologi manusia saat menangis, adalah menunduk.
2— Jika ingin anak-anakmu berhenti bermain, jangan berkata: "Sudah, jangan main lagi, stop sekarang!". Tapi katakan kepada mereka: "Mainnya 5 menit lagi yaaa". Kemudian ingatkan kembali:"Dua menit lagi yaaa". Kemudian barulah katakan:"Sudah Ya, waktu main sudah habis". Mereka akan berhenti bermain.
3— Jika anak-anak sedang ribut-ribut atau menyebabkan keadaan riuh di sesuatu tempat, dan Anda ingin mengalihkan perhatian mereka, maka katakanlah: "siapa yang mau mendengar cerita ibu? angkat tangan..". Salah seorang akan mengangkat tangan, kemudian disusul dengan anak-anak yang lain, dan semuanya akan diam.
4— Katakan kepada anak-anak sewaktu mau tidur:"tidur sayang.. besok pagi kan kita sholat subuh", maka perhatian mereka akan selalu ke akhirat. Jangan berkata: "Ayo tidur, besok kan sekolah", akhirnya mereka tidak sholat subuh karena perhatiannya adalah dunia.
5— Nikmati masa kecil anak-anakmu, karena waktu akan berlalu sangat cepat. Kenakalan dan kekanak-kanakan mereka tidak akan lama, ia akan menjadi kenangan. Bermainlah bersama mereka, tertawalah bersama mereka, berguraulah bersama mereka.
6— Tinggalkan HP seketika, dan matikan juga TV. Jika ada teman yang menelpon karena urusan tak penting, katakan:"Maaf, saya sedang sibuk dengan anak-anak". Semua ini tidak menyebabkan wibawamu jatuh, atau hilangnya keperibadianmu. Orang yang bijaksana tahu bagaimana bagaimana cara menyeimbangkan antara urusan lain dan mendidik anak.
Selain itu, jangan lupa berdoa dan bermohon kepada Allah. Dengarkan doa kita didepan anak-anak supaya mereka tahu betapa pentingnya mereka pada kita.
Sumber : FP Syech Ali Jaber



UNTUK BAPAK/IBU YG SERING JENGKEL DG SI BUAH HATI
HANYA SOAL WAKTU
Hanya soal waktu...
Saat rumahmu akan sebersih dan serapih rumah2 dalam majalah2 yang sering kau irikan itu..
Maka... nikmatilah setiap detik letihmu yang harus berpuluh kali membereskan kekacauan yang mereka buat
Hanya soal waktu...
Saat mereka tak mau lagi kau gandeng, peluk atau sekedar kau cium rambutnya
Maka... berbahagialah ketika mereka selalu membuntutimu kemanapun kakimu melangkah, meski kadang hal itu mengesalkanmu,
bagi mereka tak ada selainmu
Hanya soal waktu...
Saat kau tak lagi jadi si serba tahu dan tempat mengadu
Maka... bersabarlah dengan rentetan pertanyaan juga celoteh riang dari mulut mungil mereka yang kadang membuat dahimu mengernyit atau keasyikanmu terhenti
Hanya soal waktu...
Saat mereka mulai _meminta kamarnya masing2_ dan melarangmu mengutak atik segala rupa apa yang di dalamnya
Maka... tahan emosimu dari rengekan manja mereka saat minta kelon atau dongeng sebelum tidur ketika mata 5 wattmu juga meminta haknya
Hanya soal waktu...
Saat mereka menemukan separoh hatinya untuk selanjutnya membangun sarangnya sendiri. Mungkin saat itu posisimu tak lagi sepenting hari ini
Maka... resapilah setiap mili kebersamaanmu dengan mereka selagi bisa
Karena tak butuh waktu lama menunggu kaki kecil mereka tumbuh menjadi sayap yang kan membawanya pergi menggapai asa dan cita
Kelak kau hanya bisa menengok kamar kosong yang hanya sekali dua akan ditempati penghuninya saat pulang...
Termangu menghirup aroma kenangan di dalamnya dan lalu tercenung *"Dulu kamar ini pernah begitu riuh dan ceria"* Dan kau akan begitu merindukannya
Kelak kau akan sering menunggu dering telepon mereka untuk sekedar menanyakan *"Apa kabarmu ibu, ayah"?*
Dan kau akan begitu bersemangat menjawabnya dengan cerita-cerita tak penting hari ini
Kelak kau akan merindukan acara memasak makanan kegemaran mereka dan merasa sangat puas saat melihat hasil masakanmu tandas di piring mereka
Janganlah keegoisanmu hari ini akan membawa sesal di kelak kemudian hari
Kau takkan pernah bisa memundurkannya sekalipun sedetik untuk sekedar sedikit memperbaikinya
Karena waktu berjalan...
Ya... ia berlari...
Tidak.... ia bahkan terbang...
Dan dia tak pernah mundur kembali...
MARI KITA SAYANGI ANAK KITA SEPENUH HATI, SELAGI MASIH ADA WAKTU"



*"KEJAMNYA WAKTU SUBUH"*

*_Saudaraku..._*
_Saya yakin di antara kita sdh mengetahui keistimewaan waktu Subuh. Hari ini ada baiknya kita melihat waktu Subuh dgn kacamata yg lain, yaitu dari bahaya waktu Subuh bila kita tidak dapat memanfaatkannya._
_Allah bersumpah dalam Al Fajr : “Demi fajar (waktu subuh)”._
_Kemudian dalam Al Falaq, Allah mengingatkan:
*_“Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh”._*
_Ada apa di balik waktu Subuh?_
_Mengapa Allah bersumpah demi waktu Subuh?_
_Mengapa harus berlindung kpd yang menguasai waktu Subuh?_
_Apakah waktu Subuh sangat berbahaya?_
_Ya, ternyata waktu Subuh benar-benar sangat berbahaya!_
*_Waktu Subuh lebih kejam dari sekawanan perampok bersenjata api._*
*_Waktu Subuh lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan._*
_Jika ada sekawanan perampok menyatroni rumah kita, dan mengambil paksa semua barang kita: uang dan semua perhiasan emas digondolnya. Uang cash puluhan juta ditilepnya. Laptop, yang berisi data2 penting kita juga diembatnya. Eh, mobil yg belum lunas juga diembatnya dan rumah kita dibakarnya._
_Bagaimana rasa pedih hati kita menerima kenyataan ini?_
_Ketahuilah,_
_bahwa waktu Subuh lebih kejam dari perampok itu._
_Karena jika kita tergilas sang waktu Subuh sampai melalaikan shalat fajar, maka kita akan menderita kerugian lebih besar dari sekedar kehilangan seluruh harta kita._
*_Kita kehilangan dunia dan segala isinya._*
*_Ingat sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam : “Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”_*
_(HR Muslim)._
*_Waktu Subuh juga lebih menyengsarakan dari sekedar kemiskinan dunia._*
_Karena bagi orang2 yg tergilas waktu Subuh hingga mengabaikan shalat Subuh berjamaah di masjid, maka hakikatnya, merekalah orang2 miskin sejati yg hanya mendapatkan upah 1/150 (0,7%) saja pahala shalatnya._
*_“…dan barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, maka ia bagaikan shalat semalam suntuk”_* _(HR Muslim)._
_Shalat semalam suntuk adalah shalat yg dikerjakan mulai dari tenggelamnya matahari sampai terbit fajar. Fantastis!_
_Shalat selama sepuluh jam…, atau kurang lebih 150 kali shalat! Betapa agung fadhilah shalat Subuh berjamaah ini. Sebaliknya betapa malangnya orang yg tergilas waktu Subuh, orang2 yg mengabaikan shalat subuh berjamaah di masjid._
*_Waktu Subuh juga lebih berbahaya dari kobaran api yg disiram bensin._*
*_Mengapa demikian? Tahukah Anda bahwa Nabi Muhammad Shalallhu alaihi wassalam menyetarakan dengan orang Munafik bagi yg tidak mampu melaksanakan shalat Subuh berjamaah di mesjid ?_*
Rasulullah Shalallhu alaihi wassalam bersabda :
*_“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang Munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh berjamaah. Sekiranya mereka tahu akan keagungan pahalanya, niscaya mereka bakal mendatanginya (ke masjid, shalat berjamaah) sekalipun harus berjalan merangkak-rangkak”_*
_(HR Bukhari Muslim)._
*_Agar tidak merasakan gilasan waktu Subuh yg lebih kejam dari perampokan, agar tidak terkena gilasan waktu Subuh yg lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan, dan panasnya kobaran api, maka: “Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh.”_* _(Al Falaq:1)._
_Yaitu dengan bersegera memanfaatkan waktu Subuh sebaik-baiknya. Lakukan shalat sunnah qabliyah Shubuh (shalat fajar) dan shalat Shubuh berjamaah di masjid - bagi pria, di rumah - bagi wanita di awal waktu setelah azan berkumandang._
*_AYO JADI PEJUANG SUBUH...!!!_*
Barakallah...



Bencana Itu Bermula Dari Sini
========================
by: DR. Riyanti Atmaja

-Berawal dari facebook atau medsos lainnya.
-Ketemu 'teman lama'.
-Dicari2 yang satu sekolah, ternyata banyak.
-Akhirnya berlanjut ke grup whatsapp.
-Ramai2 chat nostalgia masa2 lalu di sekolah.
-Kenangan ini..
-Kenangan itu..
-Si ini dulu begini..
-Si itu dulu begitu..
-Saling goda, saling bercanda


----sampai sini saja, STOP!----

-Makin sering.. Makin akrab.. Makin seru..
-Muncullah ide reuni ketemuan
-Masing2 sibuk siapin penampilan
-Baju baru, sepatu baru, jam baru
-Pokoknya usaha tampil beda
-Sampailah hari H ternyata si 'mantan' datang juga
-Ketemu haha hihi ngobrol seru
-Lupa waktu, lupa diri, lupa semuanya

---sampai sini rusak parah, TAUBAT!---

-Reuni selesai, sampai di rumah mulai saling japri
-"Lagi apa..? Udah makan belum? Jangan lupa istirahat.. Semangat ya kerjanya."
-Makin sering, makin asik, makin nyaman.
-Akhirnya janjian hanya berdua ketemu
-Jalan bareng, makan bareng, nonton bareng.
-Sekali ga ketauan, kedua kali ga ketauan
-Ketiga kali sudah lihai bohongnya
-Makin bablas, makin jauh, makin jauuuhh...
-Hingga berbulan-bulan lamanya
-Tahu itu terlarang, tapi nikmat dunia bikin mabuk kepayang
-Lupa semua
-Lupa sama istri, lupa suami...lupa anak2

---INNAA LILLAAH, MUSIBAH !!!---

-Tapi ketahuilah tidak ada bangkai yg tidak tercium baunya
-Sampai akhirnya suatu hari semua terbongkar, terbuka, dan semua tau.
-Keutuhan rumah tangga kini dipertaruhkan
-Dia yang duduk di sampingmu di depan penghulu bertahun2 lalu
-Dia yang menemanimu berjuang dari awal
-Sekarang hanya bisa terdiam
-Menelan kenyataan sedih & luar biasa pahit
-Namun berusaha tegar.
-Karena masih ada anak2 yang harus tetap dijaga, diurus, dibesarkan.

---Renungkan sebelum terlambat---

Enam Tahapan Menuju Perselingkuhan;
1. Pandangan.
2. Senyuman.
3. Saling Sapa.
4. Ngobrol.
5. Janjian.
6. Ketemuan dan terjadilah yang terjadi.
Waspada langkah setan dalam menjerumuskan manusia !

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
[Al-Qur'an, surat 24 An-Nur, ayat 21]

BAGIKAN JIKA BERMANFAAT

KISAH NYATA :
"MAAF KAMI SHOLAT DULU.."
.
Ada yang menarik di sudut warung PrekSu milik Ferry Atmaja di Jogjakarta.
Kalo dari nama warungnya terkesan kayak "misuh/memaki" padahal enggak tuh.. PrekSu kepanjangan dari Geprek Susu.
Jualannya ayam geprek selalu jadi jujugan mahasiswa kelaparan!
.
Murah...!
Nasi ambil sepuasnya..
Es teh bayar sekali, boleh nambah berkali-kali..
Kalau kamu ke Jogja tanya warung Preksu maka banyak yang sudah tau lokasinya dimana saja.
Ketika 2014 lalu saya mewawancara Ferry di Radio Geronimo acara Kongkow Bisnis, dia bercerita kalau usahanya dimulai bener-bener tanpa riba.
Gak pernah utang bank, tapi menggaet investor dari rekannya.
Modalnya gak banyak, hanya 15 juta saja untuk bikin warung tenda.
.
Kalau sekarang berkembang jadi 5 cabang dan selalu diserbu mahasiswa pasti ada rahasianya..
Saya pernah ke salah satu warungnya, dia sedang sholat berjamaah dengan karyawannya. Yang putra sholat bareng, yang putri jaga di depan, lalu bergantian..
Adzan... sholat!
Adzan... sholat!
Adzan... sholat!
Lho! Itu konsumen ditinggal begitu saja?
"Konsumen kami sudah paham mas, waktu sholat pelayanan akan melambat. Karena seluruh kru yang putra akan sholat jamaah duluan di masjid terdekat, naik motor barengan. Nanti 15 menitan mereka sudah siap melayani lagi..." Kata Ferry..
.
Saya tertegun melihat pengumuman itu ditempel di dinding warungnya, dan bisa istiqomah dilakukan bersama..
Rejeki berkurang atau konsumen kabur Fer ?
"Alhamdulillah enggak mas, rejeki kita sudah jadi hak Allah sepenuhnya, jatah kita gak bakal diambil oleh orang lain.. saya pegang itu mas. Dan saya yakin sepenuhnya pada janji ALLAH... kalau kita bertaqwa, maka ALLAH yang akan selalu mencukupkannya.."
Mereka juga memberikan keistimewaan ke konsumennya:
Yang puasa senin kamis buka makan gratis!
Yang baca surat Al Kahfi di hari jumat makan minum gratisss!! Tanpa syarat.. hanya butuh kejujuran, begitu tulisnya!
.
Masya ALLAH...
"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." [QS At Talaaq:3]
.
Banyak yang punya usaha kuliner pasang spanduk dimana-mana, baliho besar pun disewa, tapi kok pengunjungnya biasa, dan akhirnya gak bertahan lama..
Namun Ferry dan Preksu membuktikan bisa terus eksis jualan tanpa harus promosi heboh.
Rezeki tak tertunda..... karena mereka tak pernah menunda-nunda sholat ketika suara adzan telah bergema...
Salam : @Saptuari
.
Silahkan Di Share Ya...Semoga yang Klik Suka dan Share Akan Ditambahkan Rezekinya, Dan Diangkat Penyakitnya...Aamiin


Bismillah... Kisah SEDEKAH yang Tak Terlupakan
 Oleh: Abdullah Gymnastiar
.
Seorang isteri ditinggal suaminya kerja.. Suami pulang sabtu dan minggu.. Saat ditinggal kerja.. ditinggal uang buat kebutuhan seminggu..!! Saat itu hari sabtu pagi.. Suaminya pulang sabtu siang... Uang tinggal 25 ribu... Rencananya mau dibelanjakan memasak kesukaan suami... Tetapi tiba-tiba ada seorang nenek tua yang bawa pisang.., Nenek itupun menawarkan,
"Bu dibeli pisang ini.. terserah berapa, yang penting saya ada ongkos buat naik bis pulang..!!!" Wanita itu bingung.. Uang tinggal 25 rb, dan dia tidak suka pisang, juga suaminya tidak suka pisang.. tapi hatinya ingin memberi..!! Dengan BISMILLAH.. diberikan Uang 25 ribu.., dan pisangnya suruh bawa daripada tidak kemakan..!! Nanti suami masakkanlah seadanya di dapur..," pikirnya..!! Sampai di dapur, ternyata beras habis, kulkas tida ada isinya.. telur satupun tidak ada.. kopi habis.. Gula habis.. dia nangis krn tidak bisa masak... Mau pinjam paling , ntar dimarahin suaminya juga.. dan tidak ada bukti pisang untuk alasannya.., dia tidak bisa belanja hari ini.. sangat bingung.., takut dan tidak tahu mau ke mana..!!! Yang bisa dilakukan hanya wudhu dan sholat...
.
"YA ALLAH SAYA TIDAK BERBUAT SALAH MENURUT SAYA... YA ALLAH SAYA PASRAH... SEMOGA SAYA SABAR DAN KUAT JIKA NANTI SUAMIKU MARAH TIDAK ADA MAKANAN DAN KOPI..!!!"
Dan ternyata jam 11 suaminya datang... Keringat dingin bercucuran.. muka pucat.. tidak berani menatap suaminya... Senyum terpaksa... dan menahan tangis... hanya bisa sambut dengan air putih... itupun dengan gemetar memberikannya.., suami tanya,"Kamu sakit Bu..? Koq pucat..?" Isterinya menjawab, "Tidak."
.
Dan buru-buru ke belakang.., Suaminya pun memanggil.. Si isteri makin gemetar.. "BU..!!" Serasa mau pingsan si isteri menghampiri suami..!! Suamipun menyapa, "Duduk Bu.." Isteri merasa langit seakan runtuh... Suami bertanya, "Belum masak ya..??" Tangis isteri tidak bisa dibendung lagi... Maafkan aku Pak... Aku salah... aku tidak minta izin dulu... karena saya iba sama nenek itu... jadi aku kasihkan.., tiba tiba suaminya memotong pembicaraan isterinya.., "Apaan sihhh..."
Tangis isteri makin menjadi dan tidak bisa ditanyain..!!! Suaminya bertanya, "Kamu kenapaaa nangis.. sakit?.. nenek siapa..?? Maksud aku.. Kalau belum masak.. Kebetulan, aku beli nasi dan ayam goreng lengkap dengan urap dan lalapan.., anak anak pasti suka.. oh iya aku belikan soto juga kesukaanmu... Ini Uang 25 juta.. Proyek bapak yang bulan lalu selesai penghitungannya.., yang 10 juta tak bawa.. buat servis motor, benarin kamar mandi.., tidak apa-apa kan tidak semuanya ke ibu..?? Tanya sang bapak..!!!
.
Si isteri makin menjadi nangisnya.. dan turun sujud syukur..
Setelah itu mendekap di pangkuan suaminya...
Isteri berkata ,"Saya keluarkan 25 ribu..
selang tiga jam diganti sama ALLAH 25 juta.."
ALLAHUAKBAR..!!! Ini cerita nyata..!!
INDAHNYA SEDEKAH..!!! Dan barangkali yg membaca tulisan ini juga menangis. 😅😢😭👍
Semoga menjadi inspirasi buat kita semua, Aamiin..!!!
.
Do'a : Yaa Allah jadikanlah saudaraku Semuslim Dermawan,
Yakinlah Rezeki Itu Jaminan Allah SWT
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan, dan diberikan-nya rezeki dari jalan yang tidak di sangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah mencukupkan keperluannya." (Surah At-Talaq ayat 2-3)
Aamiin 😇
.

Merasakan 25 Ciri-ciri Ini? Jika Iya, Berarti Kamu Harus Diruqyah Sekarang Juga


Ada kalanya seseorang merasakan ciri-ciri penyakit yang tidak dapat dijelaskan secara medis, atau merasakan hal-hal yang mengganggu ketenangan jiwanya, maka salah satu pengobatan yang perlu dilakukan adalah dengan ruqyah.
# Punya Dua Anak Wanita, Bisa Bertetangga Di Surga Dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam
.
- Untuk bisa bertetangga dengan beliau disurga TIDAK MUDAH, bertetangga di surga berarti masuk surga yang tertinggi dan derajat tertinggi dengan beliau di surga.
.
-Ini perlu amalan yang agak banyak dan ikhlas
contohnya kisah sahabat yang ingin bertetangga dengan beliau di surga, tetapi beliau berkata agar sahabat memperbanyak amalannya, yaitu memperbanyak sujud (shalat)
.
-Bagi yang sudah dikaruniai dua anak wanita, berbahagialah, karena bisa jadi penghalang api neraka (kandungan hadits) dan bisa menjadi tetangga/dekat dengan Nabi di surga tertinggi
.
-Beberapa ulama menjelaskan karena:
.
1. Mendidik agama anak wanita lebih sulit (bukan mendidik ilmu dunia lho, banyak penduduk neraka lebih banyak wanita
.
2. Wanita memang lebih mudah tergoda/silau dengan dunia
.
3. Wanita tidak stabil secara emosi dan memang/"bengkok" dalam hadits
.
4. Sebagian orang merasa anak laki-laki lebih mudah diandalkan dan lebih banyak keuntungannya
.
- Karenanya jika mendidik anak wanita dengan baik, agama, akhlak dan ilmunya serta kehormatannya sampai ia menyerahkan tanggung jawab kepada suaminya, maka balasannya sangat besar sekali
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)




                                        WASPADAI JEBAKAN ALIRAN SYI'AH
Lumajang mulai menjamur virus syi'ah... Bukan hanya lumajang tapi Jakarta, bandung, makassar, dan banyak kota lainnya, bahkan kata pemimpin mereka menaksir SYIAH di indonesia ada sekitaran 5juta pengikut

Waspadai Jebakan mereka.

1. Awalnya mereka akan mengajak untuk mencintai Ahlul Bayt.

2. Sembari terus mengajak untuk mengagungkan Ahlul Bayt mereka akan mengarang cerita agar anda membenci sahabat.

3. Selain itu anda akan di iming2i amalan yang sama dengan mereka (jika anda Sufi) seperti tawasul, Maulid, dsb. Ini juga salah satu alasan kenapa ada kelompok yang mengatakan mereka tidak sesat karena amalan mereka mirip.

4. Anda akan diajak Merayakan Maulid, selain Maulid Nabi Ada Maulid Fatimah, Hasan, Dan Husein, dsb

5. Anda akan diajak mengagungkan Iran Dan ulamanya, Dan diajak membenci Makkah, madinah Dan ulamanya. Inilah kenapa banyak sekali doktrin kepada orang awam sehingga membenci saudi dan menggelari dengan gelaran WAHABI.

6. Anda akan diajak mengikuti hadits-hadits riwayat Ahlul Bayt (versi mereka) dan meninggalkan hadits2 riwayat Sahabat ( Shahih Bukhari, Muslim, dsb)

7. Anda akan diajak untuk membenci khulafaur rasyidin Abu Bakar, Umar, Utsman karena menurut mereka telah merebut kekuasaan dari Ali Ibn Abi Thalib.

8. Anda akan diajak melaknat Sahabat, demi cinta anda pada Ahlul Bayt.

9. Anda akan diajak mengkafirkan para sahabat bahkan Istri Nabi Aisyah Radhiallahuanha.

10. Anda akan diajak Meragukan ke aslian Al-Qur'an karena dibukukan di Zaman Khalifah Utsman musuh mereka.

11. Anda resmi jadi syi'ah rafidhah, takfiri, Dan keluar dari Islam karena mengkafirkan orang Yang Dijamin Rasul masuk surga.

Di atas hanya sebagian kesesatan mereka, mereka berdoa kepada imam mereka, kalimat syahadat mereka beda, menurut mereka al quran sekarang palsu.. Tapi semua itu mereka tidak tampakkan kecuali mereka sendiri yang tahu, mereka akan menampakkan itu kalau anda sudah percaya dengan mereka atau negara ini telah di kuasai oleh mereka.

Karena SYIAH adalah SESAT!... Mereka itu di dalam ajarannya WAJIB bertaqiyyah atau berdusta.

Waspadai juga ajaran2 Sufi karena memiliki kemiripan dengan mereka, dengan ikut Sufi maka semakin Besar kemungkinan anda terjangkit virus syi'ah.

Waspadalah..waspadalah..




*TIBA-TIBA REZEKI SUAMI MENGALIR DERAS,
 ...INILAH 10 CIRI ISTRI PEMBAWA REZEKI SUAMI*

10 Sifat Wanita yang Mendatangkan Rezeki Bagi Suami. Ramai suami yang mungkin tidak tahu bahawa rezekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peranan isteri. Memang tidak boleh dilihat secara mata kasar, namun boleh dijelaskan secara spiritual bahawa 10 sifat istri ini ‘membantu’ mendatangkan rezeki bagi suaminya.

1. Isteri yang pandai bersyukur.
Istri yang bersyukur atas segala kurnia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya. Termasuk rezeki. Punya suami, bersyukur. Menjadi ibu, bersyukur. Anak-anak boleh mengaji, bersyukur. Suami memberikan nafkah, bersyukur. Suami memberikan hadiah, bersyukur. Suami mencintai setulus hati, bersyukur. Suami memberikan kenikmatan sebagai suami istri, bersyukur.
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

2. Istri yang tawakal kepada Allah.
Di saat seseorang bertawakkal kepada Allah, Allah akan mencukupi rezekinya.
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah nescaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq: 3).
Jika seorang istri bertawakkal kepada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rezekinya. Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak semestinya Allah memberikan rezeki secara terus kepada si istri. Boleh jadi Allah akan memberikan rezeki yang banyak kepada suaminya, lalu suami tersebut memberikan nafkah yang cukup kepada dirinya.

3. Istri yang baik agamanya.
Rasulullah menjelaskan bahwa wanita dinikahi karena empat perkara. Kerana hartanya, kecantikannya, keturunannya dan agamanya.
“Pilihlah kerana agamanya, nescaya kamu beruntung” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Beruntung itu beruntung di dunia dan di akhirat. Beruntung di dunia, salah satu aspeknya adalah dimudahkan mendapatkan rezeki yang halal.
Cuba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya taat kepada Allah kemudian mereka mati kelaparan. Lalu bagaimana dengan seorang suami yang banyak bermaksiat kepada Allah tetapi rezekinya lancar? Boleh jadi Allah hendak memberikan rezeki kepada isteri dan anak-anaknya melalui dirinya. Jadi berkat taqwa istrinya dan bayi atau anak kecilnya yang belum berdosa, Allah kemudian mempermudah rezekinya. Suami semacam itu sebenarnya berhutang pada isterinya.

4. Istri yang banyak beristighfar.
Di antara keutamaan istighfar adalah mendatangkan rezeki. Hal itu boleh dilihat dalam Surat Nuh ayat 10 hingga 12. Bahwa dengan memperbanyak istighfar, Allah akan mengirimkan hujan dan memperbanyak harta.
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai untukmu”(QS. Nuh : 10-12).

5. Istri yang gemar silaturahim
Isteri yang gemar menyambung silaturahim, baik kepada orang tuanya, mertuanya, sanak saudaranya, dan saudari-saudari seaqidah, pada hakikatnya ia sedang membantu suaminya memperlancar rezeki. Sebab keutamaan silaturahim adalah dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

6. Istri yang suka bersedekah.
Isteri yang suka bersedekah, dia juga pada hakikatnya sedang melipatgandakan rezeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipat gandakan Allah hingga 700 kali ganda.
Jika isteri diberi nafkah oleh suaminya, lalu sebagiannya ia gunakan untuk sedekah, mungkin tidak langsung dibalas melaluinya. Namun boleh jadi dibalas melalui suaminya. Jadilah pekerjaan suaminya lancar, rezekinya berlimpah.
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261).

7. Istri yang bertaqwa.
Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ia akan mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3.
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka” (QS. At Thalaq: 2-3).

8. Istri yang selalu mendoakan suaminya
Jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya. Ia tidak boleh mendapatkan sesuatu tersebut melainkan dari pemiliknya.
Begitulah rezeki. Rezeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rezeki. Maka jangan hanya mengharapkan usaha semata-mata namun perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya. Doakan suami agar senantiasa mendapatkan limpahan rezeki dari Allah, dan yakinlah jika isteri berdoa kepada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.
“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaKu nescaya Aku kabulkan” (QS. Ghafir: 60).

9. Istri yang gemar shalat dhuha
Sholat dhuha merupakan shalat sunnah yang luar biasa keutamaannya. Sholat dhuha dua raka’at setara dengan 360 sedekah untuk menggantikan hutang sedekah kepada setiap sendi badan kita. Solat dhuha empat rakaat, Allah akan menjamin rezekinya sepanjang hari.
“Di dalam tubuh manusia terdapat 360 sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, nescaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.”(HR. Ahmad).

10. Istri yang taat dan melayani suaminya.
Salah satu kewajiban isteri kepada suami adalah mentaatinya. Sepanjang perintah suami dia taatinya.
Apa hubungannya dengan rezeki? Ketika seorang istri taat kepada suaminya, maka hati suaminya pun tenang dan damai. Ketika hatinya damai, ia boleh berfikir lebih baik dan kreativiti dalam pemikiran juga muncul. Semangat kerjanya pun menggebu. Ibadah juga lebih tenang, rezeki mengalir lancar.

Copas Aswaja Garis Lurus

Abu Zavier

 Hilmi Firdausi
IG/Twitter : @hilmi28


RIBA DALAM KESEHARIAN KITA
Kaidah riba (identifikasi) adalah semua pertambahan keuntungan (semua yg memiliki pertambahan nilai)
Makna bahasa :
riba = tambah

Bunga riba hanya bisa dialokasikan utk kemashlahatan ummat. Dimakan haram.

»Bunga tabungan = riba
»Bunga deposito = riba
»Asuransi = riba+gharar+maysir (judi)
»Kartu kredit = riba
»Leasing = riba+gharar+maysir (judi)
»KPR = riba
»Pegadaian =riba
»Ojek online sistem virtual pay = riba
»Lomba anak-anak yg pake uang pendaftaran, pemenang hadiah tdk sesuai, tdk semua dpt hadiah = riba+gharar+maysir (judi)
»Gopay/Grabpay/eMoney/e-cash/T-cash/paytrend = riba+gharar
> denda keterlambatan listrik = riba
> denda keterlambatan PDAM = riba
> denda keterlambatan = riba
....masih banyak lagi. Kesemuanya haram.

Beda riba dgn pajak:
Riba = bertambahnya nilai
Pajak = berkurangnya nilai
Kedua-duanya berbahaya

Janji Rasulullah = (dzolim) tidak akan masuk syurga orang yg menarik pajak
"Sesungguhnya pemungut pajak (upeti) akan masuk neraka.”
(Riwayat Ahmad dan At Thobrany dalam kitab Al Mu’jam Al Kabir dari riwayat sahabat Ruwaifi’ bin Tsabit radhiallahu ‘anhu, dan hadits ini, oleh Al Albany dinyatakan sebagai hadits shahih)

Rasulullah bersabda:
“satu dirham riba yang dimakan seseorang dengan sepengetahuannya itu lebih berat dosanya daripada 36x berbuat zina”

(HR. Ahmad dengan sanad shahih)
👉 dosa 1x riba setara dengan berzina dgn ibu kandung
“Riba mempunyai 73, pintu, yang paling ringan adalah seperti seseorang menikahi ibu kandungnya”

(HR. Al Hakim, shahih)
Allah menjanjikan kehancuran di dunia & di akhirat bagi pelaku riba.
👉 "Siapa yang mengulangi (mengambil riba), maka mereka itu adalah penghuni neraka, *mereka kekal* di dalamnya.”
[Al-Baqarah: 275]

“Maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian” (para pemakan riba-pen)
[Al-Baqarah: 279]

Solusi:
-hentikan praktik riba
-keluar dari dunia riba
-taubatan nasuha
-belajar & gali lagi ilmu tentang riba agar terhindar dr bahaya RIBA. Dunia Akherat kita berlindung dari Perkara Riba karena salah Satu DOSA yg Allah dan Rasullullah menyatakan Perang terhadap pelaku RIBAWI.
Hadanallahu wa iyyakum ajma'in Al awwu minkum "Muttaqin Nurlam"
___________________
Kajian fiqh: Tanah Kusir 9 April 2017
Majelis taklim: Hikmah Al-Ittiba'
Oleh : Dr. Erwandi Tarmizi M.A ~ Pakar Muamalah.
Lulusan :
S2 jurusan Ushul Fiqh, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, 2001-2005.
S3 jurusan Ushul fiqh, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, 2006-2011.





#Repost @fiqihwanita_ (@get_repost)
・・・
.
Suami gaji 4 juta, istri gaji 3 juta, total penghasilan keluarga 7 Juta. Kalau istri berhenti kerja, penghasilan keluarga tetap 7 juta. Kok bisa ??


🍃 Iyaaa !!! Karena Rezeki istri melalui suami. Dengan beragam cara bila Allah sudah berkehendak.
* Bisa suami naik gaji.
* Bisa suami dipanggil kerja di tempat lain dengan mendapatkan gaji & fasilitas dua kali lipat dari tempat sebelumnya.
* Bisa suami memulai bisnis sampingan dan bisnisnya sukses.
(Ingat !!! Allah itu Maha besar, masalah gaji suami itu urusan sangat sepele sekali bagi Allah)


🍃 Jadi, bagi para istri yang masih keukeuh untuk bekerja dengan alasan nanti penghasilan keluarga berkurang. Apakah para istri lupa bahwa ada Allah yang menjamin rizki buat suami yang akan diberikan untuk keluarga kecilmu ??


🍃 Allah sudah memberitahukan kita semua melalui Al-Quran, yang berbunyi : “Allah telah menjamin rezeki untuk setiap makhluk-Nya. Tiada suatu binatang melatapun yang tidak mendapat jaminan rezeki dari-Nya.” (QS. Huud : 6)


“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

(QS. Ath-Thalaq : 2-3)


🍃 Tugas utama seorang istri adalah “Ummu Warobatul Bait ” ibu dan pengatur Rumah Tangga. Jika tugas utama ini terabaikan dengan aktifitas mubahnya dalam bekerja maka hukum bekerja menjadi tidak diperbolehlan (Allah membencinya). Karena jika hilang fungsi istri dan seorang ibu maka kehancuran generasi sudah menjadi suatu kepastian, karena mereka adalah madrasatul ula
(pendidikan pertama dan utama) bagi anak-anaknya

Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita yg menginginkan keluarga yg penuh berkah dan diridhai Allah SWT...
Aamiin Ya Robbal Alamiin



istri : Abang, aku mau kerja!”
suami : “Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya :)”
istri : “Itu, tetangga kita, dia kerja!”
suami :“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Abang dan anak kita. Di rumah saja, ya.”
istri : “Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”
suami :“Nanti, tunggu Abang meninggal dunia.”
istri : “Apa-apaan sih?”
suami :“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”
istri : “Tapi kebutuhan kita makin banyak, Bang”
suami : “Kan Abang masih kerja, Abang masih sehat, aku masih kuat. Akan Abang usahakan, InsyaAllah.”
istri : “Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Abang untuk saat ini tidaklah cukup.”
suami : “Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih. Mengapa Abang bilang begitu? Karena Allah pasti mencukupi. Lagi pula, kalau kamu kerja siapa yang jaga anak kita?”
istri : “Kan ada Ibu! Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati.”
suami : “Istri Abang yang Abang cintai, dari perut sampai lahir, sampai sebelum Abang bisa mengerjakan pekerjaan Abang sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Abang belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua. Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Abang yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Abang akan meminta Ibu untuk mengurus anak Abang juga?”
istri :“Bukan Ibumu, tapi Ibuku, Bang?”
suami : “Apa bedanya? Mereka berdua sama, Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tegaan. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan.”
istri : “Jadi, kita harus bagaimana?”
suami : “Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah. Jangan khawatir! Mintalah pada-Nya. Atau begini saja, Abang ada ide! Tapi Abang mau tanya dulu.”
istri :“Apa, Bang?”
suami : “Apa alasan paling mendasar, yang membuat kamu ingin bekerja?”
istri : “Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, Bang. Aku ingin membantumu dalam penghasilan. Untuk kita, keluarga kita.”
suami : “Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misal sarapan pagi. Bubur ayam misalnya? Atau, bisnis online saja. Kamu yang jalani. Bagaimana? anak terurus, rumah terurus, Abang terlayani, uang masuk terus, InsyaAllah. Keren, kan?”
istri : “Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak bisa jualan. Aku ini karyawati. Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”
suami : “Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”
istri :“Apa?”
suami : “Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”
istri :“Iya, Bang, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”
suami : “Kita ini partner, sayang. Abanglah pelaksana ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. InsyaAllah jika menurut Allah baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”
istri : “Tapi, Bang?!”
suami : “Abang tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa berkah?”
istri :“Aku ingin kita hidup kaya dan berkah.”
suami : “Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. InsyaAllah kaya dan berkah.”
istri : “Kalau tidak kaya?”
suami : “Kan masih berkah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?”
istri : “Apa, Bang?
suami : “Pilihlah pintu surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”
***
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
“Dunia adalah
perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” [H.R. Muslim]
***





NGOBROL DENGAN ISTRI/SUAMI ITU PAHALA


Wa’alaikumus salam Wa Rahmatullah wa Barakatuh,

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Sebelumnya, kita akan mengkaji hukum melakukan kegiatan mubah di waktu setelah isya. Bagian

dari sunatullah, Allah jadikan waktu malam penuh ketenangan waktu siang untuk bekerja,

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ ، وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ، إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ

Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan)

siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian

itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar. (QS. Yunus: 67)

Artinya waktu malam adalah waktu untuk istirahat di rumah, tidak menyibukkan diri dengan

berbagai pekerjaan, apalagi untuk kegiatan yang tidak ada manfaatnya. Dan itulah kodrat

manusia.

Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang obrolan yang dilakukan

setelah isya. Terdapat hadis dari Abu Barzah Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا

Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat isya dan

ngobrol setelah isya. (HR. Bukhari 568, Muslim 1496, dan yang lainnya).

Kita akan simak beberapa keterangan ulama mengenai hadis di atas.

An-Nawawi mengatakan,

وَاتَّفَقَ الْعُلَمَاء عَلَى كَرَاهَة الْحَدِيث بَعْدهَا إِلَّا مَا كَانَ فِي خَيْر

Para ulama sepakat, makruh ngobrol setelah isya, kecuali yang di dalamnya ada kebaikan.

(Syarh Shahih Muslim, 5/146).

Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,

وَالسَّمَر بَعْدَهَا قَدْ يُؤَدِّي إِلَى النَّوْم عَنْ الصُّبْح ، أَوْ عَنْ وَقْتهَا الْمُخْتَار ، أَوْ عَنْ قِيَام اللَّيْل. وَكَانَ عُمَر بْن الْخَطَّابِ يَضْرِب النَّاس عَلَى ذَلِكَ وَيَقُول : أَسَمَرًا أَوَّلَ اللَّيْل وَنَوْمًا آخِرَهُ ؟

Bergadang setelah isya bisa menyebabkan ketiduran sehingga tidak shalat subuh, atau

kesiangan ketika shalat subuh, atau tidak melakukan shalat malam. Bahkan Umar bin Khatab

memukul orang-orang yang bergadang (ngobrol), sambil mengatakan, ‘Apakah mereka bergadanng

di awal malam dan tidur di akhir malam?.’ (Fathul Bari, 2/73)

Makruh untuk Obrolan dalam Perkara Mubah

Hukum makruh di atas, berlaku untuk obrolan perkara mubah. Jika kegiatan yang asalnya mubah

menjadi dibenci karena dilakukan setelah isya, maka kegiatan yang asalnya haram, hukumnya

lebih terlarang jika dilakukan setelah isya.

An-Nawawi menyebutkan rincian hukum kegiatan setelah isya,

ويُكره لمن صلى العشاء الآخرة أن يتحدَّثَ بالحديث المباح في غير هذا الوقت وأعني بالمُباح الذي استوى فعله وتركه‏.‏ فأما الحديث المحرّم في غير هذا الوقت أو المكروه فهو في هذا الوقت أشدّ تحريماً وكراهة‏.

Setelah shalat isya, dimakruhkan untuk melakukan obrolan yang hukum asalnya mubah. Yang

saya maksud dengan mubah, obrolan yang jika dilakukan maupun ditinggalkan statusnya sama

saja. Adapun obrolan yang hukum asalnya haram atau makruh, jika dilakukan setelah isya

hukumnya lebih teralarang.

Yang dikecualikan dari hukum di atas adalah kegiatan yang hukum asalnya dianjurkan atau

kegiatan yang sifatnya ibadah, seperti belajar agama, menjamu tamu, berdzikir dan

semacamnya. An-Nawawi melanjutkan keterangannya,

‏ وأما الحديثُ في الخير كمذاكرة العلم وحكايات الصالحين ومكارم الأخلاق والحديث مع الضيف فلا كراهةَ فيه، بل هو مستحبّ

Adapun obrolan dalam kebaikan, seperti belajar, membaca sirah orang shaleh, melakukan

akhlak mulia, melayani tamu, hukumnya tidak makruh, bahkan anjuran. (al-Adzkar, hlm. 372).

Imam Bukhari juga menyampaikan keterangan yang sama. Dalam shahihnya, beliau menyebutkan

judul bab:

باب السَّمَرِ فِى الْفِقْهِ وَالْخَيْرِ بَعْدَ الْعِشَاءِ

Bab bolehnya bergadang untuk belajar agama atau kebaikan setelah isya.

Selanjutnya, beliau menyebutkan hadis yang bercerita, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

menunda shalat isya hingga tengah malam, agar para sahabat mendapat kesempatan pahala

menunggu shalat isya dalam rentang yang lama.

Obrolan dengan Istri Berpahala?

Yang menarik di sini, para ulama memasukkan kegiatan obrolan dengan istri dan keluarga,

statusnya sebagaimana belajar ilmu agama atau melayani tamu. Kerena itu, mereka

menggolongkan obrolan dengan istri dan keluarga termasuk kegiatan yang boleh dilakukan

setelah isya.

Setelah menyebutkan bab tentang bolehnya bergadang untuk belajar agama, imam Bukhari

menyebutkan kegiatan lain yang hukumnya sama,

باب السَّمَرِ مَعَ الضَّيْفِ وَالأَهْلِ

Bab bolehnya bergadang dalam rangka melayani tamu dan ngobrol bersama istri. (Shahih

Bukhari, bab no. 41).

Dan semacam ini dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para istri

beliau. Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, menceritakan pengalamannya dengan Nabi Shallallahu

‘alaihi wa sallam ketika beliau menginap di rumah bibinya, Maimunah, yang merupakan salah

satu istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seusai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

shalat isya, beliau pulang ke rumahnya Maimunah, lalu shalat 4 rakaat. Kemudian beliau

berbincang-bincang dengan istrinya.

Karena itu, para ulama menilai obrolan dengan istri dan anak, termasuk kegiatan yang ada

maslahatnya. An-Nawawi menyebutkan jenis-jenis kegiatan setelah isya yang diperbolehkan,

قَالَ الْعُلَمَاء : وَالْمَكْرُوه مِنْ الْحَدِيث بَعْد الْعِشَاء هُوَ مَا كَانَ فِي الْأُمُور الَّتِي لَا مَصْلَحَة فِيهَا. أَمَّا مَا فِيهِ مَصْلَحَة وَخَيْر فَلَا كَرَاهَة فِيهِ , وَذَلِكَ كَمُدَارَسَةِ الْعِلْم , وَحِكَايَات الصَّالِحِينَ , وَمُحَادَثَة الضَّيْف ، وَالْعَرُوس لِلتَّأْنِيسِ , وَمُحَادَثَة الرَّجُل أَهْله وَأَوْلَاده لِلْمُلَاطَفَةِ

وَالْحَاجَة

Para ulama mengatakan, obrolan yang makruh setelah isya adalah obrolan yang tidak ada

maslahatnya. Adapaun kegiatan yang ada maslahatnya dan ada kebaikannya, tidak makruh.

Seperti belajar ilmu agama, membaca cerita orang soleh, ngobrol melayani tamu, atau

pengantin baru untuk keakraban, atau suami ngobrol dengan istrinya dan anaknya, mewujudkan

kesih sayang dan hajat keluarga. (Syarh Shahih Muslim, 5/146).

Ini semua menunjukkan bahwa obrolan dengan istri dan anak, termasuk bentuk ibadah.

Sayangnya, suami / istri yang kurang bijak, lebih memilih ngobrol dengan teman dari pada ngobrol

dengan istri atau suaminya

Allahu a’lam..



NATURAL BIO-ENERGY STONE
100% Pure Natural
For Your VITALITY, STRENGTH, FLEXIBILITY, BODY BALANCE, HEALING & BODY PROTECTION